Bekas Soko Guru 

Soko guru merupakan tiang utama dari kayu jati yang berfungsi menyangga kerangka serta atap masjid. Soko guru dibuat oleh Wali Songo ketika mendirikan masjid tersebut. Ada 4 soko guru dengan tinggi masing-masing sekitar 17 meter. Angka 17 meter memiliki makna ada kewajiban kita menjalankan sholat 17 rakaat dalam sehari semalam.

Ke empat saka guru ini berdiri kokoh di ruang utama masjid yang dikonstruksi di empat penjuru arah. Soko guru barat laut merupakan sumbangan Sunan Sunan Bonang dan saka guru timur laut sumbangan Sunan Kalijaga. Sementara saka guru arah tenggara, sumbangan Sunan Ampel dan soko guru sebelah barat daya merupakan sumbangan dari Sunan Gunung Jati. Berdasarkan cerita yang disadur dari Babad Demak, soko guru yang dibuat Sunan Kalijaga memiliki keunikan dibandingkan tiga saka guru lainnya.

Soko ini sering disebut sebagai saka ‘tatal’ atau tiang yang disusun dari serpihan kayu dengan cara dipasak dan diikat menjadi batang tiang besar dengan menggunakan perekat damar. Setelah kokoh, ikatannya dilepas dan teksturnya dihaluskan. Keempat saka ini menahan beban bagian atap tertinggi. Sedangkan untuk menopang tajug yang lebih rendah, juga masih terdapat tiang di sekeliling saka guru. Soko guru memiliki filosofi empat pegangan bagi umat islam, yakni Alqur’an, hadis, Ijma’ dan qiyas.